Bab 1983 Menahan Diri untuk Tidak Menghubunginya
“Cukup!!!” Denny sangat marah.
“Belum cukup.” Dewi bicara dengan penuh amarah, “Iblis sepertimu tidak seharusnya punya anak. Meski punya anak, juga tidak seharusnya kamu membawanya di sisimu.
Kamu sendiri yang mencelakai Tania, malah menyalahkanku dan para perawat, apa salah mereka? Tiga belas nyawa mati begitu saja di tanganmu…..
Kamu pikir itu dengan begitu, kamu bisa membalaskan dendam Tania? Apa kamu pernah berpikir, apa dia bersedia kamu berbuat begitu? Di surga, dia tahu kamu membunuh begitu banyak orang demi dia, dia akan membencimu….”
“Diam, Diam. Diamlah!!!”
Denny berteriak emosi, di saat bersamaan, tidak jauh di luar, terdengar sebuah suara tembakan….
Segera, teleponnya terputus.
Sonny segera mengutus orang untuk memeriksanya, juga menghubungi polisi.
Dewi memegang ponselnya, perasaannya sangat rumit….
Awalnya dia hanya ingin berbincang dengannya, tapi Denny terlalu paranoid, tidak disangka Dewi malah membuatnya marah
Pembunuh kelas atas sepertinya sangat pandai bersembunyi, tidak akan menampakkan dirinya dengan mudah, sungguh sulit menemukannya.
Saat ini, emosinya tidak terkontrol, dia malah menembak, mengungkapkan keberadaannya, Sonny segera bertindak dan melapor polisi.
Meski kali ini tidak tertangkap, tapi dalam beberapa waktu ini, dia tetap tidak bisa mendekati Dewi.
Jadi, ini juga termasuk sebuah keberuntungan.
Kepala Dewi mulai sakit lagi, dia meletakkan ponselnya dan memegang kepalanya dengan erat, berbaring di atas ranjang…..
Ponselnya bergetar, tapi dia tidak mempedulikannya.
Tidak lama kemudian, baterai ponselnya habis dan mati secara otomatis.
Sepanjang hari ini banyak telepon masuk, juga tidak mengisi daya.
Kota Snowy. Mendengar suara sibuk dari seberang sana, Lorenzo menggertakkan giginya dengan kesal. Wanita ini, tidak menjawab telepon, tidak membalas pesan teks, sungguh tidak masuk
akal!!!
Tidak masalah jika mengabaikannya, tapi dia juga tidak mencarinya.
Lorenzo semakin emosi.
”
“Setelah masalah kita di sini beres, cukup ke sana lebih awal saja.” Hibur Jasper, “Seharusnya beberapa hari lagi, kita hampir selesai.”
“Untuk apa ke sana? Dia bahkan tidak menjawab teleponku.” Jawab Lorenzo dengan emosi, “Utuslah beberapa orang untuk mengawasinya, jangan sampai dia kabur.”
“Siap!”
“Mulai sekarang, aku juga tidak akan memedulikannya, kecuali terjadi suatu hal yang besar
padanya. Kalau tidak, jangan bahas dia di hadapanku, aku mau dia sendiri yang datang memohon padaku.”
Lorenzo cemberut, masih marah.
“Baik.”
Jasper mengangguk, tapi dia malah berpikir, jika Tuannya ini bisa tahan, itu baru aneh….
Diperkirakan dalam waktu kurang dari tiga hari. Tuannya pasti akan berinisiatif menghubungi Nona Dewi duluan.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar