Bab 897
Lorenzo agak mengernyitkan kening, cahaya dingin muncul di pupil kuning kecoklatannya…
“Diam!” Tracy lekas berseru dengan keras sambil memberikan kode mata.
Kedua orang itu menundukkan kepala, tidak berani bicara lagi.
“Kakak, jangan marah...” Tracy tidak ingin membuat Lorenzo marah, ia memikirkan strategi lain, “Nanti saja bicarakan masalah anak, aku antarkan mereka pulang ke rumah Wallance dulu....”
“Anak–anak sangat menggemaskan.” Lorenzo tiba–tiba menyela ucapannya, “Aku tidak pernah bilang tidak menerima mereka.”
Tracy tertegun sesaat, sebelum kesadarannya kembali. Ia bertanya dengan senang. “Maksud kakak, kakak bersedia menerima anak–anak?“.
“Wajah mereka mirip denganku....” Lorenzo lanjut meletakkan calurnya, “Anggota keluarga Moore dingin dan kalem. Dengan adanya beberapa anak, akan lebih ramai.”
“Kakak sungguh berpikir demikian?” Tracy sangat berantusias.
“Iya.” Lorenzo menyunggingkan senyuman, “Temani anak–anak dengan baik!”
“Terima kasih, Kakak!!” Tracy sangat senang. Awalnya dirinya mengira Lorenzo tidak akan menerima tiga anaknya, jadi hatinya gelisah. Tak disangka, ia bisa begitu cepat menerimanya....
Mungkin karena ia ingin menggunakan cara ini untuk membiarkan dirinya tinggal.
Atau mungkin anak–anak inirip dengannya dan ia mcrasa akrab....
Entah apa pun alasannya, selama anak–anak diperbolehkan tinggal di keluarga Moorc, maka itu adalah hal baik.
Tracy ingin memberitahukan kabar baik ini kepada anak–anak, tetapi ketika berjalan ke depan pintu. Ia mendengar Carla bertanya kepada Lily, “Dokter Lily, kapan kami boleh pulang? Aku rindu Papi.”
“Aku juga ingin pulang.... Carles agak tidak bersemangat, “Aku ingin Mami pulang bersama kami.”
“Benar, bawa Mami pulang.” Carla mengangguk–angukkan kepala, “Dokter Lily telepon Papi, minta Papi jemput kami, ya?”
“Aku juga ingin telepon, tapi....” Lily tidak berani bicara, matanya melihat ke arah pintu.
Setelah dimarahi, Carles dan Carla tertegun sejenak, lalu mengerucutkan bibir dan berbaring kembali dengan lesu. Mereka tidak lagi asal melompat dan asal berbicara seperti tadi.
“Tidak apa, mereka tidak terbiasa di sini, sangat normal.” Tracy Ickas menenangkannya, “Bagaimanapun, kalian baru datang, pasti masih tidak terbiasa.”
Setelah berpikir, Tracy berbicara lagi, “Begini, Mami bawa kalian ke luar makan. Sejak kemarin malam kalian hanya makan bubur, pasti lapar, Kalian ingin makan apa, biar Mami minta orang menyiapkannya?”
“Aku ingin makan makanan pedas...”
“Aku ingin makan daging panggang,”
“Oke.” Tracy menganggukkan kepala tersenyum, “Carlos, bagaimana denganmu?”
“Aku tidak ingin makan apa pun.” Carlos agak sedih, “Terserah mamai bagaimana mengaturnya, yang penting mereka senang.”
“Mami akan meminta orang menyiapkaunya dulu. Nanti jika kamu ingin makan sesuatu, bisa pesan langsung.” Tracy mengelus rambutnya, lalu meminta orang mengaturnya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar