Bab 631
“Kakek, bagaimana denganku?” Daniel bertanya, berpura–pura tidak senang.
“Apa kamu tidak punya tangan?” Tuan Besar memelototinya, mengambil scpotong daging pantat bebek untuknya, “Nih!”
“Ini pantat bebek, hahaha...”
Ketiga anak tertawa berbarengan.
Tawa kegembiraan menyebar sampai ke seluruh sudut, membawa cahaya kebahagiaan yang menularkan sctiap orang! !
Bibi Juni mcmcgang sepiring ikan kukus dan berdiri di bawah pohon osmanthus, ia tidak dapat menahan tangis bahagianya saat melihat pemandangan ini, “Tuan James, apakah anda melihatnya? Nona sekarang sangat bahagia, dia besok akan menikah!”
“Bibi Juni, hari ini adalah hari besar. Kenapa menangis?” Bibi Riana secepatnya menghiburnya, “Tersenyumlah. Lihai, Nona Tracy begitu bahagia.”
“Iya, aku melihat Nona yang begitu bahagia, aku juga ikut bahagia.” Bibi Juni mengusap air matanya dan mulai tersenyum, “Sciclah menghadapi begitu banyak rintangan, pada akhirnya kita bisa berkumpul keluarga!”
“Betul, semua orang senang, seluruh dunia merayakannya, ini sangat bagus sekali!”
Wajah Bibi Riana penuh dengan senyuman, ia membawa piring buah berjalan pergi.
Bibi Juni menyesuaikan kembali suasana hatinya, lalu lanjut mengantarkan hidangan.
Terangnya sinar bulan, menyinari wajah Tracy, senyumnya sangat lembut, juga terlihat sangat bahagia...
Daniel terus menerus mengambilkannya makanan, melayaninya dengan lembut.
Tracy tersenyum padanya, Daniel mendekat dan mencium keningnya.
Interaksi intim antara mereka berdua, menunjukkan perasaan cinta yang begitu dalam!
Pemandangan ini, sungguh seperti akhir dalam cerita dongeng, pangeran dan putri hidup bahagia bersama selama–lamanya...
Sayang sekali, kehidupan manusia bukanlah dongeng!
Setelah makan malam, anak–anak ribut ingin pergi bermain di taman.
Daniel mendorong Tuan Besar untuk pergi menemani anak–anak ke taman bermain.
“Hahaha...” Daniel tertawa terbahak–bahak.
“Papi, aku membuat sebuah aplikasi, uang hasil dari aplikasi itu sudah ditransfer ke rekeningku, pakai uang itu sebagai mahar mami.”
Carlos menyusun rencana yang sistematis untuk maminya, ia mengeluarkan ponselnya, lalu mengecek rekeningnya, “Sekarang sudah ada 74 Miliar lebih, aku akan berikan semuanya pada mami, sebagai hadiah mahar!”
“Wah, segitu banyak?” Tuan Besar sangat terkejut, “Carlos, kamu benar–benar jenius.”
“Betul, baru berumur tiga setengah tahun, sudah bisa menghasilkan uang lebih dari 74 Miliar!” Ryan menahan napasnya, “Aku di umur tiga setengah tahun masih minum susu.”
“Aku juga.” Thomas menjawab dengan sepatah kata,
“Pfft...” Daniel tertawa lagi, akhir–akhir ini suasana hatinya menjadi lebih baik, ia jadi sering tertawa. Mungkin inilah yang dinamakan dengan kcajaiban cinta.
“Papi, kartu ATM–ku ada di dalam kamar, aku ambil sekarang.”
Carlos berkata sambil hendak berlari masuk ke dalam rumah.
Tuan Besar langsung terburu–buru menariknya, “Anak bodoh, papimu hanya sedang mempermainkan kalian, kalian bertiga adalah mahar terbaik dari naminu.”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar