Bab 489
Tiga anak ke departemen inap neurologi dengan diikuti oleh rombongan pengawal perkasa.
Kepala rumah sakit menjemput mereka secara langsung. Ia memberi hormat kepada tiga anak itu, lalu membawa tiga anak ke kamar pasien Bibi Juni dengan hormat…
Beberapa dokter spesialis sudah menunggu sejak tadi. Mereka siap mendengarkan perintah tiga Tuan dan Putri kecil ini.
Hal ini membuat Carles agak gugup, kedua tangannya menggenggam roda di kursi rodanya. Ia tak berani bersuara.
Carla mendekap erat Roxy, hampir saja membuatnya sesak napas.
Untung saja Carlos masih bersikap tenang dan berbicara dengan datar, “Semua paman dokter telah bekerja keras. Kami kemari hanya untuk menjenguk nenek. Kami tidak paham mengenai masalah pengobatan. Tunggu mami pulang, baru tanya kalian. Kalian pergi sibuklah, tidak usah pedulikan kami.”
“Ini.” Beberapa orang melihat ke arah kepala rumah sakit.
“Kalau begitu, kami akan menunggu di luar. Jika tuan muda dan tuan putri butuh sesuatu, beritahu saja kami.” ucap kepala rumah sakit dengan hati-hati.
“Tidak perlu.” Carlos memberi hormat dengan rasa terima kasih, “Kalian telah bekerja keras, masih ada pasien lain yang menunggu kalian. Kalian sungguh tidak perlu membuang waktu di sini.”
Kepala rumah sakit dan beberapa dokter spesialis kembali memberi hormat dengan segan, lalu berbicara beberapa kalimat sungkan, kemudian buru-buru mundur.
Setelah mengantarkan mereka keluar, Carlos memerintah pengawal, “Para paman sekalian, silakan menunggu di luar. Jangan ganggu nenek istirahat. Terima kasih!”
“Baik.” Sembilan pengawal membungkukkan punggung menerima perintah, lalu keluar dari kamar.
Carlos melihat sekilas empat pengawal lainnya. Mereka lekas memberi hormat dan mundur.
Di dalam kamar, hanya ada tiga orang perawat dan Bibi Juni yang tercengang!
Sciak orang-orang ini masuk ke dalam kamar. Bibi Juni memandang mereka dengan matapan tercengang selama sepuluh menit. Ia tidak berani berbicara satu kalimat pun. Namun, tatapan tercengang itu tersimpan beribu-ribu pertanyaan.
Carles dan Carla menghela napas bersamaan.
“Carles, apa yang kukatakan sebelumnya?” Ekspresi Carlos cemberut, ia menegur keras.
“Oh, bukan.” Carles lekas menggelengkan kepala dan mengubahnya, “Tidak bisa bilang ia orang jahat. Sekarang ia baik sekali pada kami. Semalam ia menidurkan aku dan Carla.”
“Ugh..” Bibi Juni sama sekali tidak paham, ia hanya bisa memandang Carlos meminta penjelasan.
“Nenek, sekarang aku juga tidak bisa menjelaskan.” Carlos merentangkan tangan dan berkata dengan tak berdaya, “Tunggu mami pulang, biar mami yang menjelaskannya pada nenek.”
“Mami ke mana?” Bibi Juni bertanya dengan cemas, “Beberapa hari ini, aku dengar ada insiden lift di apartemen kita. Temannya hampir kecelakaan, karena ke rumah
kita.
Manajer properti sudah mengantarkannya kemari untuk berobat dan kemari menyapaku. Aku ingin bertemu mamimu, tetapi mereka bilang mami sudah pergi. Lalu, aku tak bisa menghubunginya. Aku sangat mencemaskannya.”
“Malam ini mami pulang, nenek tenang saja.” Carlos menenangkannya.
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar