Bab 459
Mendengar semua ini, Tracy juga sangat scdih, dia menghicla napas, dan dengan suara rendah berkata: “Maaf, scandainya sija saat itu aku memanggil polisi.”
“Kenapa kamu tidak lapor polisi?” Beatrice bertanya dengan cmosi, “Kenapa??”
“Keuka aku melihatnya, aku sudah ingin menclcpon polisi, tapi mereka menyadari keberadaanku, mereka mengejarku. Lalu, ada orang yang muncul menghalangi orang–orang itu, aku pikir masalah sudah berakhir, tapi tidak disangka...”
“Siapa yang menghalangi?” Beatrice menyadari satu titik penting, bertanya dengan terburu–buru, “Kenapa kamu bisa berpikir dia bisa menyelesaikan masalah? Jangan–jangan orang itu adalah Stanley?”
“Bukan dia, tapi Deni...” Jelas Tracy, “Aku berpikir, walau bagaimanapun pernah menjadi satu keluarga, Deni pasti akan menyclamatkan Alice. Lagipula, itu perbuatan mclanggar hukum, Deni pasti tidak akan membiarkannya terjadi...”
“Satu keluarga? Dari mana datangnya satu keluarga?” Beatrice menangis histeris, “Deni selalu membenci Alice, apa kamu tahu? Ketika dia pergi menghalangi, dia hanya berpura–pura agar kamu melihatnya, agar kamu tidak melapor polisi. Sciclah kamu pergi, dia akan lanjut menyakiti Alice.”
“Tidak mungkin.” Tracy tercengang, “Kenapa Dcni begitu membenci Alicc? Meskipun mereka pernah berselisih, tapi juga tidak akan...”
“Sudahlah, sulit menjelaskannya padamu.” Beatrice sangat emosi. “Tracy, kamu harus berdoa agar Tuhan selalu memberkatimu. Orang polos scpertimu ini, jika masih belum sadar juga, kedepannya pasti akan bernasib buruk!”
Selesai bicara, Beatrice menutup teleponnya...
Tracy mendengar nada sibuk ditelepon, mengingat perkataan Beatrice, dia pun merasa takut...
Apa jangan–jangan benar Deni yang melakukannya?
Dia benar–benar bersekongkol dengan Garcia untuk menyakiti Alice?
Tracy teringat ketika dulu, Alice sombong dan pemarah, tidak pernah menghargai orang, mungkin pada saat itulah, Alice menyinggung Deni, sehingga Deni menyimpan dendam padanya.
Ini juga bukannya tidak mungkin...
“Aku Garcia.” Suara Garcia terdengar dari telepon, dengan nada arogan.
“Ada apa?” Tracy menjawab dengan dingin.
“Ayo bertemu diluar, kita bicara.” Garcia berbicara dengan nada memerintah.
“Tidak ada yang perlu kita bicarakan.” Tracy tidak ingin berbicara dengannya, bersiap menutup telepon.
“Pertimbangkan baik–baik.” Garcia tertawa dingin, “Rahasia keluargamu, aku tahu scmuanya, termasuk surat yang ditinggalkan ayahinu untuk kakakku...”
Tracy tertegun sejenak: “Apa maksudmu?”
“Di dalam surat ayahmu, dia menulis siapa yang menghancurkannya, apa kamu tidak ingin tahu?” Garcia bertanya dengan sombong, “Jika ingin tahu, datanglah ke restoran Silver! Tidak usah khawatir, aku tidak akan menyakitimu, aku adalah seorang warga negara yang taat hukum!”
Comments
The readers' comments on the novel: Tiga Harta Ayah Misterius Ternyata Seorang Bos Besar