Bab 926
Alina terperanjat. Dia tidak pernah menyangka bahwa adiknya sendiri akan menuduhnya hingga seperti itu.
Axel langsung meraung. “Alina, dasar idiot kau!”
“Sudah berapa kali aku bilang, jangan pernah berhubungan lagi dengan keluarga ini!”
“Kau tidak hanya mengabaikan ucapanku tetapi diam-diam kau malah masih memberikan begitu banyak uang kepada mereka dengan tanpa sepengetahuan aku!”
“Sekarang setelah terjadi hal seperti ini, mereka jadi datang merusuh ke sini. Coba kau katakan, apa yang harus dilakukan?”
Dengan cemas Alina berkata, “Aku… aku tidak memberi mereka uang yang begitu banyak.”
“Pada saat itu mereka meminjam uang ini untuk diinvestasi.”
“Vivi ditipu oleh pacarnya sehingga aku pikir uangnya sudah tidak ada lagi. Aku aku tidak tahu kalau mereka masih menyimpan sejumlah uang!”
“Aku… aku juga korban!”
Anissa menatap Vivi yang langsung berkata, “Tante kedua, kau jangan bicara sembarangan.”
–
“Jelas jelas uang ini kau berikan kepada kami dan menyuruh kami untuk membelanjakannya. Investasi apa? Ditipu apanya? Aku sama sekali tidak tahu apa yang kau bicarakan!”
Alina terperanjat. Dia tidak menyangka bahwa Vivi akan membalikkan kenyataannya dengan tanpa rasa malu.
“Vivi, ba… bagaimana kau bisa berkata seperti itu?”
“Jelas-jelas pada saat itu kau yang meminjam uangnya dariku. Kau kau bilang ingin melakukan investasi, apa kau sudah lupa?”
“Vivi, kau harus mengatakan yang sebenarnya, kau tidak boleh bohong”
Ujar Alina dengan cemas.
Vivi menatapnya dengan tatapan penuh penghinaan, “Tante kedua, aku tidak bohong.”
“Uang ini memang kau berikan sendiri kepada kami untuk membeli sesuatu.”
“Investasi apa? Pinjam uang apa? aku sama sekali tidak tahu.”
“Oh ya, ngomong-ngomong, kalau kau bilang kami meminjam uang darimu, apa kau punya surat perjanjian hutangnya?”
Alina: “Aku aku..”
Pada waktu itu, Vivi memang telah menulis surat perjanjian hutangnya tetapi Alina tidak memintanya.
Dia pikir mereka adalah keponakannya. Jadi bagaimana mungkin mereka akan menipunya?
“Mengapa jadi mamaku yang harus menanggung tanggung jawab ini!”
Anissa juga ikut meraung dengan marah, “Alina, kalau kau tidak memberi mereka uang sebanyak itu, apa masalah seperti ini bisa terjadi?”
“Alina, kau harus bertanggung jawab atas masalah ini!”
Raut wajah Alina tampak sangat malu. Dia tidak pernah menyangka bahwa masalah ini akan berkembang hingga menjadi seperti ini.
Di saat yang sama, Axel mengibaskan tangannya dengan tidak sabar, “Kalian bisa membuat masalah dengan sesuka kalian, tetapi jangan merusuh di rumah keluarga Shu-ku!”
“Keluar kalian dari sini!”
“Alina, kau juga keluar!”
“Kau keluar dengan mereka juga. Keluarlah dengan adik dan keponakanmu!
“Mulai sekarang, masalah ini tidak ada hubungannya lagi dengan keluarga Shu aku!
“Kalau kalian berani datang kesini lagi, aku akan meminta satpam untuk mengirim kalian semua ke kantor polisi!”
Setelah Axel selesai berbicara lalu dia kembali ke kamarnya dengan marah dan bahkan sama sekali tidak
menoleh kepada Alina lagi.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat