Bab 924
Untung saja disini adalah rumah sakit jadi mereka mencari sebuah bangsal dan membawa Alina ke dalamnya.
Pada saat ini anggota keluarga almarhum datang dan mengepurrg bangsal Alina.
Sepertinya orang-orang ini sudah bersepakat. Mereka semua ingin meminta Alina untuk membayar ganti rugi ini.
Bagaimanapun juga keluarga Shu terlihat sangat kaya.
Saat Alina terbangun, hari sudah subuh.
Dia melihat kerumunan orang yang masih berisik di luar lalu menghela nafas dengan sedih, “Hana, bagaimana situasinya sekarang?”
“Apa adik sepupumu tidak apa – apa?”
Hana yang duduk di sebelahnya langsung berkata dengan marah, “Bisa-bisanya kau masih mengkhawatirkan dia?”
“Keluarga mereka sudah kabur semalam.”
Alina tertegun, “Ka… kabur?”
“Kenapa kabur?”
Hana: “Apa masih perlu ditanya? Setelah membuat masalah sebesar itu tentu saja mereka kabur!”
“Sekarang, para anggota keluarga dari keluarga almarhum tidak bisa menemukan mereka sehingga semua orang ini hanya bisa mengelilingi kita!”
“Ma, sebenarnya saudara macam apa yang kau punyai ini?“
“Mengapa mereka bisa melakukan hal-hal yang begitu tidak tahu malu seperti ini?
Alina tercengang. Dia tidak pernah mengira bahwa adiknya bisa melakukan hal seperti itu.
Di saat yang sama, terdengar keributan dari luar lalu para anggota keluarga itu pun bubar.
Dengan cepat setelah itu, Nara membuka pintu dan masuk ke dalam bangsal.
Hana melihat ke luar dan mendapati bahwa semua anggota keluarga almarhum itu telah pergi.
Dia sangat senang sekali, “Kak, kau mencari orang untuk mengusir mereka, yah?”
“Hebat, harusnya sejak tadi kau lakukan ini!”
“Orang-orang idiot ini, begitu melihat keluarga kita kaya, mereka hanya mau duduk dan berjongkok disini bersama dengan keluarga kita. Mereka benar-benar sudah gila!”
“Apa hubungannya masalah ini dengan keluarga kita?”
Dengan suara yang berat Nara berkata, “Aku tidak mengusir mereka!”
“Aku sudah menelepon polisi. Jadi polisi yang datang untuk menangani masalah ini.”
“Si Jayden ini harus diawasi, kalau tidak cepat atau lambat dia pasti akan membuat masalah.”
“Waktu terakhir kali ini, kejadiannya juga sangat parah tetapi kalian malah tidak menganggapnya sebagai sebuah peringatan.”
“Karena kalian tidak bisa mengaturnya jadi lebih baik biarkan dia masuk penjara saja agar ada orang yang bisa mendidiknya!”
Alina meneteskan air matanya, “Tante ketigamu hanya punya seorang putra. kalau dia masuk penjara, ba… bagaimana tante ketigamu bisa bertahan?”
Nara menggetakkan giginya dan berkata, “Di luar ada sepasang orang tua, mereka hanya punya seorang putri yang berusia empat puluhan.”
“Gara-gara Jayden yang menabrak motor orang akhirnya gadis itu langsung mati di tempat saat itu juga.”
“Kalau mau membahas tentang rasa sakit, menurutmu siapa yang lebih sakit?”
Alina terdiam untuk waktu yang cukup lama.
Nara menghampiri sisi tempat tidur dan duduk di sana lalu dengan marah dia berkata, “Ma, biar aku kasih tahu yah, orang seperti Jayden ini memang harus diberi pelajaran.”
“Kalau tidak, cepat atau lambat dia pasti akan membuat masalah yang lebih besar lagi!”
Alina menghela nafas. Setelah merenung cukup lama lalu dengan suara kecil dia berkata, “Nara, bagaimanapun juga dia adalah adik sepupumu sendiri.”
“Apa… apa kau bisa membantunya mencari seorang pengacara dan meminta dia untuk mencoba mengurangi hukumannya beberapa tahun?”
“Di penjara juga karena ingin dia mendapatkan pelajaran dan menjadi lebih disiplin saja. Jadi dia hanya perlu dipenjara selama satu atau dua tahun saja. Masalah ini tidak perlu dibesar-besarkan….”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat