Login via

Menantu Dewa Obat novel Chapter 819

Bab 819

10 mutiara

Reva menatap wajah Jayden yang menyedihkan dan hampir saja memakinya.

Hanya seonggok sampah yang kerjaannya hanya menghabiskan waktu dengan minum – hura di luar pun masih ingin mendapatkan Anya? Apa otaknya sudah kebanjiran air?

minum dan berhura

Pada waktu itu saja, para pemuda yang merupakan pewaris dari kesepuluh keluarga terpandang pun belum bisa mendapatkan Anya, lalu atas dasar apa dia hendak mendapatkan Anya?

Reva malas mempedulikan permintaannya jadi dia diam saja.

Jayden merasa kesal: “Reva, kenapa kau diam saja?”

“Kenapa? Kalian pasti ada sesuatu, kan?”

“Aku tahu, aku tahu pasti. Dasar bajingan, kau pasti selingkuh dengan Anya!”

“Kau tunggu aku yah. Aku akan menelepon kakak sepupuku sekarang dan memberitahukannya tentang hal ini!”

Reva mendengus dingin: “Terserah kau saja.”

Jayden menjadi geram. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Nara.

Begitu dia selesai menceritakan masalahnya lalu Nara yang berada di ujung telepon berkata dengan acuh, “Apa kau sudah selesai bicaranya?”

“Reva itu siapa, aku lebih tahu dari kau. Dia tidak akan pernah melakukan hal seperti itu!”

“Aku peringati yah, kalau lain kali kau berani berbicara buruk lagi tentang Reva, jangan salahkan aku kalau aku bersikap kasar kepadamu!”

Nara langsung menutup teleponnya.

Jayden tercengang. Apa yang terjadi?

Nara sangat percaya dengan Reva?

Reva menatap Jayden dengan ekspresi dingin. Orang–orang di keluarga ini benar–benar tidak tahu berterima kasih. Segera setelah dia membantu mereka menandatangani kontraknya lalu mereka langsung berubah dan seolah lupa dengan jasanya. Sepertinya dia harus lebih waspada dengan mereka di kemudian hari.

Sepuluh menit kemudian, Spencer berbelok ke sebuah sudut jalan dan langsung berhenti.

Reva, aku harus segera kembali ke perusahaan. Kau bisa turun disini!” ujar Spencer.

Reva mengerutkan keningnya. Tempat ini masih cukup jauh dari rumah sakit, jaraknya beberapa mil jauhnya. Kenapa dia menurunkannya disini?

Saat hendak meminta bantuannya untuk menandatangani kontrak, si Spencer ini bersedia datang ke rumah sakit untuk menjemputnya. Sekarang setelah kontraknya selesai ditandatangani dan dia sudah tidak

diperlukan lagi jadi mereka bahkan tidak ingin mengantarkannya pulang?

Kau sendiri yang menjemputku keluar dari rumah sakit dan meminta aku untuk membantu dalam masalah penandatanganan surat kontrakmu. Tetapi setelah kontraknya selesai ditandatangani lantas jasanya dilupakan begitu saja? Benarbenar habis manis sepah dibuang!Alihalih mengantarkan aku pulang ke rumah sakit, kau malah terburu buru mengantarkan putramu ke acara reuni temannya. Apakah ini cara kau memperlakukan orang yang telah berjasa kepadamu?

“Paman ketiga, kontraknya sudah selesai di tandatangani.”

“Aku harap, kalau kau memiliki masalah di kemudian hari, jangan pernah datang mencariku lagi!”

Setelah mengatakan itu lalu Reva langsung turun dari mobil.

Spencer menatap punggung Reva dan mendengus dingin: “Persetan, dikiranya siapa dia!”

“Kalau bukan demi surat kontrak ini, apa kau kira aku akan mencarimu? Dasar bajingan!”

“Hanya seonggok samaph saja. Kau kira kau benar–benar hebat!”

“Hanya menandatangani kontrak saja lantas kau ingin aku memperlakukanmu dengan hormat? Atas dasar apa?”

Jayden mengangguk – angguk: “Benar sekali ucapanmu.”

“Dia hanyalah seorang menantu sampah. Hanya dengan membantu kita menandatangani surat kontrak saja sudah sok ngatur.”

“Dia benar–benar tidak tahu statusnya, yah? Dia itu hanyalah seekor anjing yang dibesarkan oleh tante keduaku. Dia punya hak apa untuk memiliki status yang setara dengan kita?”

“Pa, semakin aku melihatnya semakin aku merasa tidak senang. Bagaimana kalau dalam beberapa hari ini, aku mencari seseorang untuk membereskannya?”

Reading History

No history.

Comments

The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat