Bab 1288 Menculik Nara
Ekspresi Reva langsung berubah. Dia meraih leher Anton dan meraung dengan marah. “Apa yang telah kau lakukan. terhadap istri dan adikku?”
“Apa yang telah kau lakukan sebenarnya?”
Anton tertawa dengan keras, “Mau tahu?”
“Sana pulang dan lihat sendiri saja!”
“Oh ya, ngomong–ngomong mereka mungkin sedang tidak ada di kota Carson sekarang.”
“Hahaha, Reva, bukannya mereka itu adalah dua wanita terpenting di dalam hidupmu?”
“Coba tebak apa yang akan terjadi pada mereka berdua?”
Ekspresi Reva langsung berubah dan dia langsung mencengkeram leher Anton lalu melemparkannya ke samping.
“Tiger, minta seseorang untuk mengantar nona Devi pulang.”
“Dan juga, bawa semua orang ini pulang. Jangan sampai ada seorang pun dari mereka yang kabur!”
“Aku akan kembali ke kota dulu!”
Reva meraung lalu berlari ke jalan dan dia langsung menghentikan mobil yang sedang melaju kencang.
Sang pengemudi yang berada di dalam mobil langsung menjulurkan kepalanya, “Apa – apaan kau?”
“Mau mati?”
Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Reva meraih lehernya dan langsung menariknya keluar.
Setelah itu Reva masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya ke arah kota.
Si pengemudi itu tertegun. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan situasi seperti ini. Mana ada orang yang merampok mobil dengan cara seperti itu?
Saat dia tersadar kembali dan baru saja hendak menelepon, Tiger sudah berlari menghampirinya.
“Mobilmu aku bek, satu juta dolar cukup tidak?!”
Orang itu tercengang, “Bro, kau bukan penipu, kan?”
“Mobil aku itu harganya tidak sampai seratus ribu dolar pada saat aku membelinya…
Tiger: “Jangan bawel, aku berikan satu juta dolar untukmu.”
“Jangan menghalangi urusanku!”
Kemudian Tiger langsung berlari dengan terburu–buru untuk menangani masalah itu.
Pada saat ini, semua anak buah yang dia bawa itu juga langsung turun dari jembatan tersebut.
Meskipun mobil orang–orang ini sudah dibuat terbalik namun mereka tidak mengalami luka yang serius.
Mereka menangkap Anton dan yang lainnya termasuk juga dengan kepala keluarga yang sudah mati itu barusan. kemudian mereka langsung pergi ke kota.
Saat sedang mengemudi dengan cepat lalu Reva mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Nara.
Setelah melakukan beberapa panggilan telepon, Reva masih saja tidak berhasil menghubunginya sehingga membuat Reva menjadi sangat cemas.
“Kalau tidak selesai, hemm, jangan salahkan bos kami yang akan bersikap kejam nantinya!”
Gorban tampak agak kecewa dan dia langsung tersenyum. “Bro, kau tenang saja.”
“Kami sangat profesional dalam hal seperti ini, kau lihat saja nanti.”
“Hei, gaess, apa sinyal di tempat ini sudah diblokir?”
Salah seorang pemuda yang ada di sebelahnya langsung mengangguk.”
Si Gorban tersenyum dan berkata, “Lihat tidak?”
“Sebelum melakukan sesuatu, kami akan selalu memblokir sinyal ponselnya dulu.”
“Jadi nantinya kalaupun mereka mau menelepon polisi juga tidak akan bisa.”
“Ayo, kita beraksi!”
Setelah Gorban selesai berbicara lalu dia berjalan keluar dulu dari dalam mobil dengan sebuah kantong tas di
tangannya.
Dia menyelinap ke sisi Nara dan Reina, pura–pura lewat di sana.
Tepat ketika Reina sedang asyik bercanda dengan Nara, tiba–tiba dia langsung menabrak Reina.
Kantong tas di tangannya terjatuh ke tanah dengan suara prangg yang nyaring.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat