Bab 1279 Serangan ular
Desisan suara ini sangat familier bagi semua orang yang ada di sini.
Saat mereka baru saja masuk ke tempat ini, mereka sudah mendengar suara ini dan tak lama kemudian mereka langsung diserang oleh ular merah kecil itu.
Sekarang, ada lagi suara lain seperti ini sehingga membuat semua orang merasa panik.
Mereka semua melihat ke arah gua. Di dalam kegelapan gua itu tampak ada banyak titik cahaya kuning pucat yang
mendekat dengan cepat.
“Aa… apa itu?”
Seseorang berseru.
Si gemuk Doddy memperhatikannya sebentar kemudian langsung berteriak, “Ya Tuhan, ini ular merah!”
Sekarang semua orang baru bisa melihat dengan jelas bahwa di dalam gua yang gelap itu ada ular merah yang tak. terhitung jumlahnya dan sedang merayap dengan sangat cepat.
Ular merah ini adalah ular merah yang sama dengan ular yang menyerang mereka pada saat di luar tadi.
Panjang ular ini kurang dari satu meter. Tetapi sangat sensitif dan sangat beracun.
Beberapa ular merah biasa saja sudah cukup untuk menyebabkan cedera yang parah.
Dan sekarang secara sekilas, ular merah itu tampak sangat padat dan banyak sekali. Mungkin ada ribuan jumlahnya.
Dari mana datangnya ular merah yang sebanyak itu?
Reaksi Reva paling cepat. Dia segera berlari ke jasad ular merah besar yang ada di dalam sana.
Kemudian dia mengeluarkan belati dari tubuhnya dan langsung mengorek kedua bola mata úlar merah yang besar itu.
Kedua bola mata ini masih hangat dan lembap seperti dua buah batu topas.
Reva menyeka darah di atasnya dan melemparkannya kepada pangeran yang berada di kejauhan.
“Pegang baik–baik!”
Reva mendengus pelan.
Sang pangeran terkejut dan bertanya–tanya dengan heran mengapa Reva tiba–tiba memberinya dua buah benda yang menjijikkan itu.
Dan pada saat ini, segerombolan ular merah yang pertama masuk.
Ular merah ini langsung melesat dan menyerbu beberapa orang yang berada paling dekat dengan pintu masuk gua
sehingga membuat mereka semua terkapar di tanah.
Beberapa orang ini berusaha sekuat tenaga namun mereka hanya bisa membunuh beberapa ekor ular merah saja.
–
Pangeran dan yang lainnya berdiri di bagian paling dalam lalu dengan cepat ular ular itu tiba di samping mereka.
Semua orang yang berada di sisi pangeran tampak gemetaran karena ketakutan. Bahkan para pengawalnya itu pun tampak pycat pasi.
Namun, anehnya sekelompok ular itu berhenti sejauh dua meter dari mereka dan tidak pernah bergerak maju.
Situasi ini membuat semua orang sangat terkejut dan tidak tahu apa yang sedang terjadi di sini
Melihat hal ini, mau tak mau Gino berseru: “Itu karena mata dari si ular merah yang besar itu!”
“Ular – ular merah kecil itu takut dengan mata ular merah yang besar ladi!”
Pada saat ini, pangeran baru mengerti mengapa Reva melemparkan sepasang mata itu kepadanya. Ternyata itu untuk. menyelamatkan nyawanya.
Dia segera menghela nafas lega. Sambil mengambil bola mata di salah satu tangannya lalu dia melambaikannya ke depan.
Ular merah itu langsung mundur dengan cepat seolah–olah mereka takut dengan kedua bola mata ini.
Gladys tampak antusias, “Yang benar?”
“Hei, cepat berikan aku satu!”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat