Bab 1265 Dilarang masuk ke tempat ini, kalian enyahlah
Sekelompok orang ini berdiri di depan hutan dengan ekspresi arogan di wajah mereka, seolah–olah mereka sedang memberi perintah kepada mereka semua.
Semua orang yang ada di sini langsung kesal dan Philip adalah orang pertama yang berseru: “Hutan ini bukan milik kalian, atas dasar apa kau memblokir hutan ini?”
Pemimpin dari kelompok ini adalah seorang pria dengan bekas luka di wajahnya. Dia melirik Philip dan berkata, “Keparat, banyak bacot kali kau?”
“Aku bisa memblokir di mana saja yang aku inginkan. Kau kira kau siapa? Masih berani – beraninya merasa tidak
senang?”
Philip juga marah lalu dengan lantang dia berkata, “Kau sedang berbicara dengan siapa, hah?”
“Apa kau tahu siapa kami? Beraninya kau berbicara kepada kami dengan cara seperti itu?”
“Kau mau cari mati?”
Si pria dengan bekas luka itu berkata dengan angkuh, “Aku tidak perlu tahu siapa kau!”
“Dengarkan aku baik baik, aku akan hitung sampai tiga dan kalian segera enyah dari sini!”
“Kalau tidak, percaya tidak kalau aku akan membuat kalian tidak bisa keluar dari hutan ini!”
Philip tertawa dengan marah: “Ooh, kau benar–benar membuat aku takut sekali.”
“Membuat kami tidak bisa keluar dari hutan ini? Apa kau yakin?”
“Oke, kau hitung saja sampai tiga, aku ingin tahu apa yang bisa kau lakukan kepadaku!”
”
Wajah si pria dengan bekas luka itu menjadi dingin lalu dia langsung mengeluarkan pisau panjang kemudian menunjuk. ke arah Philip: “Karena kau mau cari mati, maka aku akan membantumu!”
“Satu.. Dua..!”
“Tiga!”
Sambil meraung, si pria dengan bekas luka di wajah itu langsung menebas ke arah Philip.
Meskipun Philip tampak seperti tidak ada apa–apanya di depan pangeran namun dia juga berasal dari sebuah keluarga terpandang.
Dia telah berlatih ilmu bela diri sejak kecil sehingga kekuatannya juga bisa dianggap bagus.
Begitu melihat serangan dari si pria dengan bekas luka di wajah itu, dia segera maju dan meraih pergelangan tangan si pria itu lalu meninju dadanya juga secara bersamaan.
Si pria dengan bekas luka di wajah itu terkesiap lalu dengan cepat dia melawan.
Kemudian dengan cepat keduanya saling bertarung dengan beberapa jurus dan mereka sama–sama tidak bisa
menahan emosi.
“Kalau tidak, begitu kalian menyinggung seseorang yang seharusnya kalian singgung nantinya dikhawatirkan sudah terlambat bagi kalian untuk menyesalinya!”
Semua orang dari Sussex itu sangat marah dan Philip langsung berteriak, “Wahh, kau sangat keren yah?”
“Aku tidak percaya bahwa ada orang di gunung ini yang sama sekali tidak memandang sebelah mata kepada sepuluh keluarga terpandang dari Sussex kami ini!”
“Hari ini, kami tetap akan mendaki gunung ini lantas apa yang bisa kalian lakukan terhadap kami?”
Semua orang dari Sussex itu juga segera mengepung mereka dengan beringas.
Si pria dengan bekas luka di wajah itu menggertakkan giginya lalu berkata dengan lantang: “Biar aku beritahu yah, kami
bisa memblokir gunung ini karena kami sudah mendapatkan ijin dari Gema Francis, raja di perbatasan negeri Moreina dan Gordon Snow, raja dari negeri Astrogen.”
“Apa kalian yakin bahwa kalian ingin mencari gara–gara dengan orang–orang yang ada di atas gunung?”
Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi semua orang dari provinsi Sussex langsung berubah.
Meskipun mereka tidak tahu siapa orang–orang yang ada di atas gunung itu tetapi karena mereka sudah mendapatkan. ijin dari raja di negeri Moreina serta raja dari negeri Astrogen ini maka identitas mereka ini pasti tidak sederhana.
Para anggota dari sepuluh keluarga terpandang Sussex ini dikhawatirkan benar–benar tidak mampu menghadapi orang–orang dengan identitas sehebat itu! Secara refleks orang–orang itu langsung menatap pangeran. Sepertinya hanya pangeran yang bisa menangani masalah ini.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat