Bab 1236 Frans diracuni
Reva sudah meminum dua cangkir teh bersama dengan Frans ketika tiba–tiba dia tersadar bahwa mata Frans bersinar biru.
Air mukanya langsung berubah dan dia segera bergegas menghampiri Frans lalu mengulurkan tangannya untuk meraih leher Frans.
Secara refleks Frans ingin melawan namun Reva membisikkan sesuatu di telinganya.
Cahaya terang langsung melintas di mata Frans. Dia mendorong Reva pergi dengan telapak tangannya.
Devi yang
berada di sebelahnya tampak heran, “Apa yang sedang kalian berdua lakukan?”
“Papa angkat, kau kenapa?”
Dengan terhuyung- huyung Frans bangkit berdiri lalu berjalan mundur dan berteriak dengan keras, “Pengawal… pengawal…”
“Ada racun di dalam air….”
Tampak sekelompok orang yang bergegas masuk dari luar pintu.
Saat melihat situasi itu, semua orang menjadi bingung.
Di saat yang sama, Leo segera membawa seseorang masuk dengan terburu–buru.
“Papa angkat, papa angkat, kau kenapa?”
“Apa… apa yang terjadi di sini?”
“Kenapa bisa ada racun di dalam air?”
Dia segera memimpin orang untuk mengelilingi Frans.
Wajah Frans tampak pucat sekali pada saat ini dan bahkan embun beku muncul di tangannya. Dan hal itu tampak sangat aneh sekali.
punggung
Reva memanfaatkan kekacauan itu untuk menghampiri Devi dan berkata dengan suara kecil: “Kau bantu Frans dan awasi dia.”
“Malam ini, Gnome akan berada dalam situasi yang kacau!”
Devi tampak bingung lalu dia segera berlari ke sisi Frans.
Dia ingin membantu Frans berdiri namun saat menyentuh lengan Frans, dia merasa seolah – olah dirinya baru saja memegang es batu dan tangannya menggigil karena kedinginan.
“Papa angkat, kau… kau kenapa?”
“Kenapa tubuhmu begitu dingin?”
Devi menangis. Ini adalah papa angkat yang paling menyayanginya.
Frans tidak berbicara. Dia duduk bersila di tanah dan menggunakan semua tenaga dalamnya untuk menahan hawa dingin agar hawa dingin itu tidak menyerang jantungnya.
Melihat hal ini, Leo segera melambaikan tangannya dan berkata, “Pengawal, cepat bantu papa angkatku untuk pergi ke kamarnya dan beristirahat di sana!”
“Dan juga, tutup tempat ini. Tidak ada seorang pun yang diizinkan pergi dari sini!”
Yang artinya dia juga tidak mengizinkan Reva pergi dari sini juga.
Orang–orang itu segera bergegas dan mencoba untuk membawa Frans pergi.
Yang lain juga ikut menatap lurus ke arah Leo.
Melihat hal ini, Leo tahu bahwa niatnya untuk mengusir Devi pergi sudah tidak mungkin terjadi lagi sehingga dia hanya bisa menganggukkan kepalanya, “Maaf, paman
“Aku hanya merasa terlalu khawatir akan kondisi papa angkatku saja.”
paman semua.”
“Dik Devi, kalau begitu… aku harus merepotkanmu untuk menjaga papa angkat…”
Devi menggertakkan giginya dan membawa Frans masuk ke dalam kamarnya bersama orang- orang lainnya itu.
Setelah melihat semua orang ini pergi lalu dia menoleh kepada Reva..
“Tuan Lee, apa aku bisa merepotkanmu untuk memberitahu kepadaku apa yang barusan terjadi?”
Leo bertanya dengan dingin.
Reva menceritakan apa yang terjadi barusan dan akhirnya dengan suara yang dalam dia berkata, “Setelah meminum dua cangkir teh itu barusan lalu aku mendapati bahwa situasi tuan Frans
tidak beres.”
“Aku ingin pergi untuk memeriksanya namun tuan Frans malah mendorong aku pergi.”
“Jadi, aku tidak terlalu yakin dengan kondisi tuan Frans.”
“Bagaimana kalau aku pergi untuk memeriksanya. Aku tahu sedikit tentang ilmu kedokteran, siapa tahu saja aku bisa membantu.”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat