Bab 1197 Konsekuensinya Kau Tanggung Sendiri?
Kepala keluarga Nam berteriak dengan keras, “Wehli Reva, kau ini sedang menyatakan perang atas kesepuluh keluarga terpandang kami!”
“Apa kau yakin kau ingin bertarung dengan kesepuluh keluarga terpandang kami?”
“Kau sudah melanggar peraturan dari sepuluh keluarga terpandang kami!”
“Biarpun nantinya kalau Austin pulang ke sini lagi juga dia tidak akan bisa membelamu lagi atas masalah yang terjadi kali ini!”
Reva mendengus dingin: “Sudah sampai titik ini pun kalian masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi?”
“Bukannya aku yang hendak menyatakan perang terhadap kesepuluh keluarga terpandang kalian tetapi kalian sendiri yang menyatakan perang terhadap aku.”
Ekspresi kepala keluarga Nam langsung berubah: “Siapa yang telah menyatakan perang terhadapmu?”
Dengan kencang Reva berkata, “Apa yang telah kau lakukan saat aku berpura–pura mati?”
“Aku tidak punya masalah dan dendam dengan kalian tetapi pada akhirnya kalian malah bersekongkol dengan kelima keluarga terpandang lainnya untuk menelan perusahaan konstruksi aku dan perusahaan farmasi Shu!”
“Siapa yang lebih dulu melanggar aturannya?”
Kepala keluarga Nam tercengang namun dia langsung teringat.
Kali ini memang mereka sendirilah yang memprovokasi hal ini.
Pada saat itu, mereka mengira bahwa Reva sudah mati sehingga mereka ingin menelan perusahaan konstruksi miliknya dan perusahaan farmasi Shu selanjutnya akan dibagi sesuai dengan porsi masing–masing.
Namun siapa sangka si Reva ini malah tidak mati.
Sekarang Reva datang untuk meminta mereka menyelesaikan masalahnya. Ini juga tidak bisa dibilang melanggar aturan!
Kepala keluarga Nam menggertakkan giginya: “Kalau… kalau begitu aku juga minta maaf.”
“Tetapi kau masih saja mendesak dengan begitu ganas, apa maksudnya itu?”
Reva mendengus dengan dingin: “Minta maaf?”
“Hehh, kalian semua datang ke rumahku untuk mengacau dan membuat masalah, lalu setelah itu kalian hanya mengucapkan satu kata maaf saja dan masalahnya selesai?”
“Kalau aku yang mengacau dan membuat masalah di tempat kalian, apakah kesepuluh keluarga
terpandang kalian itu akan mengampuni aku?”
Kepala keluarga Nam langsung terpaku.
“Aku bisa memberimu kesempatan sekarang. Kau bisa berguling ke sana untuk berlutut, siapa. tahu saja aku masih mau mengampuni keluarga Nam–mu!”
“Kalau tidak, aku akan memusnahakn seluruh keluarga Nam kalian sekarang juga!”
Ujar Reva dengan dingin.
Wajah kepala keluarga Nam memerah. Dan akhirnya dengan patuh dia berjalan ke koridor lapangan kemudian berlutut di tanah.
Dia memindahkan sebuah kursi dan duduk di depan halaman rumah seolah sedang menunggu
sesuatu.
Beberapa menit kemudian tampak ada beberapa mobil yang melaju ke gerbang villa.
Sekelompok orang keluar dari dalam mobilnya dan pemimpinnya adalah sang pangeran.
Sambil menyeka darah di tangannya dia mengatupkan bibirnya dan berkata, “Reva, apa keempat. keluarga terpandang itu sudah sampai di tempatmu?”
“Kenapa gerakanmu begitu cepat? Aku masih ingin mengobrol dengan mereka!”
Reva tersenyum: “Pangeran, disini adalah kota Carson. Tolong berikan sedikit gengsi untukku.”
“Masalah antara aku dengan mereka juga sudah saatnya diselesaikan.”
Pangeran mengibaskan tangannya, “Oke.”
“Bagaimanapun juga, kau memiliki bagian dalam hal menyelamatkan nyawaku ini. Jadi aku akan memberikan sedikit gengsi untukmu.”
“Oh yah, aku akan memberimu dua mainan lagi.”
Anak buah sang pangeran langsung menyeret kedua orang yang berlumuran darah itu ke depan halaman rumahnya.
Kedua orang ini adalah Anton Smith dan Franky Gerald.
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat