Bab 1070
Reva menatap Nara dan sekarang dia baru tahu seberapa baiknya perlakuan Nara kepadanya.
Selama tiga tahun pernikahannya, Nara memang tampak acuh kepadanya.
Namun ternyata sejak awal, Nara sudah memilihnya.
Membayar sewa rumah tanpa sepengetahuannya, menggelapkan uang perusahaan hanya demi membantu biaya pengobatan Reina.
Selain itu, dia juga mengunjungi Reina secara diam–diam untuk memberinya sesuatu.
Nara tidak pernah mengungkapkan sua hal ini.
Di depan orang wanita ini tampak dingin namun di dalam hatinya dia penuh dengan kehangatan.
“Kenapa kau tidak memberitahuku?”
Reva bertanya dengan suara kecil.
Nara tampak agak malu dan berbisik, “Semua ini hanya hal–hal sepele saja, mengapa aku harus
memberitahumu?”
Reva meraih tangannya dan berkata dengan tulus, “Bagi orang lain, mungkin semua ini hanyalah hal yang
sepele!”
“Namun tidak bagiku. Tidak ada yang lebih penting daripada hal itu!”
Wajah Nara langsung memerah. Dia memutar manik matanya ke arahnya, “Sudah, sudah, Reina masih ada
disini. Kau jangan terlalu gombal, oke?”
Reina pura–pura mengusap matanya, “Aduhh, mataku kelilipan pasir nih, aku jadi tidak bisa melihat apa
apa.”
Nara, Reva: “Hahaha…”
Nara merangkul Reina di pelukannya, “Dasar bocah cilik yang cerdas!”
Reina terkikik lalu memanfaatkan situasi ini untuk bersandar di tubuh Nara.
Saat melihat dua orang terpenting dalam hidupnya, Reva juga dipenuhi dengan rasa gembira yang amat
sangat.
Dia memeluk Nara lalu dengan lembut berkata, “Oke, ayo kita masuk ke dalam rumah.”
–
Reva terkekeh: “Aku sudah pernah bilang, aku akan memberimu rumah terbaik sebagai rumah kita berdua!”
“Rumah ini adalah rumah yang aku siapkan untukmu!”
Mata Nara membelalak dengan lebar, wajahnya menunjukkan ekspresi tak percaya.
Dia sangat jelas bahwa nilai rumah ini pasti sangat mengerikan sekali!
“Ayo jalan, kita masuk dan lihat–lihat!”
Reva terkekeh kemudian dia mengajak Nara masuk ke dalam villa.
Setelah berjalan ke atas dan ke bawah, Nara terpaku.
FI
“Bukannya aku sudah pernah memberitahumu bahwa aku telah menyelamatkan putrinya?”
“Ini adalah hadiah yang benar–benar tuan Austin berikan untukku!”
Alis Nara melebar dan bertanya, “Apa… apa ini benar–benar hadiah dari tuan Austin untukmu?”
“Bagaimana mungkin?”
“Rumah ini, setidaknya…. Setidaknya juga mau 1 milyar kan?”
“Tuan Austin langsung memberikannya begitu saja kepadamu? Memberikan 1 milyar?”
Dengan lembut Reva berkata, “Nila” asar dari rumah ini seharusnya sekitar 2,7 milyar lebih.”
“Namun, rumah inii tidak untuk dijual. Tadinya tuan Austin berencana untuk memberikannya kepada
putrinya.”
Nara bahkan lebih terkejut lagi dibuatnya. “Se… semahal itu?”
“Sebuah rumah dengan nilai hampir 3 milyar?”
“Dan tuan Austin memberikannya kepadamu begitu saja?”
Reva tersenyum, “Nara, bagi kita, 3 milyar itu mungkin sangat banyak.”
“Namun bagi tuan Austin, apa artinya 3 milyar itu?”
“Jumlah uang itu apa bisa dibandingkan dengan nyawa putrinya?”
Comments
The readers' comments on the novel: Menantu Dewa Obat