Bab 818
“Terjadi sesuatu?” tanya Reva dengan terkejut.
Reva sangat percaya diri dengan ilmu medisnya. Sebelumnya dia sudah melihat bahwa kondisi Anya dan sahabatnya baik–baik saja.
Anya: “Aku tidak tahu bagaimana cara memberitahukannya kepadamu.”
“Aku ada merekam videonya. Kau bisa melihatnya.”
Anya menghampiri Reva sambil menyalakan ponselnya dan tampak sebuah layar video diputar di sana.
Ini adalah sebuah tempat tidur rumah sakit dan ada seseorang yang terbaring di tempat tidur itu.
Reva mengenali orangnya. Dia adalah sahabat Anya dan masih tidur.
Reva mengerutkan keningnya. Situasi sahabatnya ini membuatnya merasa seperti ada yang tidak beres.
Setelah beberapa saat berlalu, sesuatu yang tidak terduga terjadi di depan layar.
Sahabat Anya ini tiba–tiba menggerakkan tubuhnya seolah–olah baru saja tersengat listrik.
Dan saat tubuhnya ini bergerak, kulitnya tiba–tiba berubah menjadi merah darah dan matanya juga ikut terbuka dengan kedua bola matanya yang tampak menonjol keluar dari rongga matanya.
Lidahnya juga menjulur panjang seolah sedang ditarik dengan sesuatu.
Air muka Reva langsung berubah. Dia segera berdiri: “Dimana sahabatmu itu sekarang?”
Begitu melihat ekspresi Reva, Anya langsung menjadi cemas: “Tuan Lee, apa… apa yang terjadi dengannya?”
“Apa dia sedang berada dalam bahaya?”
Dengan suara yang dalam Reva berkata, “Dia diracuni lagi!”
Mata Anya langsung membelalak dengan lebar. “Hah?”
“Ada yang meracuninya lagi?”
“Aku… aku sama sekali tidak membiarkan siapapun mendekatinya!”
Dengan suara yang dalam Reva berkata, “Oleh karena itu, inilah akar permasalahannya.”
Wajah Anya memucat lalu dengan suara rendah berkata, “Tuan Lee, apa ada orang yang sedang mengincar kita?”
Reva menatap Anya lalu menggelengkan kepalanya: “Tenanglah, kau tidak diracuni.”
Anya menghela nafas lega. Dia benar–benar takut kalau ada serangga sihir seperti itu yang merayap di tubuhnya.
“Sahabatku masih tinggal di villa yang ada di pinggiran kota. Apa aku perlu mengantarmu ke sana sekarang?
Tanya Anya.
Reva melihat waktunya dan menggelengkan kepalanya. Tidak sekarang.”
Jayden juga langsung mengangguk: “Ya benar. Kau sudah punya istri. Bisa tidak kalau kau tidak menggoda kesana kemari lagi?”
“Perawat di rumah sakit dan juga Anya. Sebenarnya kau mau apa sip?”
Reva benar–benar terdiam. Sejak kapan dia menggoda kesana kemari?
Kalau dia benar–benar ingin menggoda para wanita itu, seharusnya pada saat di desa Gnome, si Devi juga sudah naik ke atas tempat tidurnya waktu itu.
“Paman ketiga, kau tak perlu khawatir.”
“Direktur Anya hanya memiliki beberapa hal yang ingin meminta bantuanku. Tidak ada hubungan apa-apa antara aku dengan dia.”
“Aku mencintai Nara dan aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang akan membuat Nara sedih!” ujar
Reva dengan tulus.
Suasana hati Spencer sedang bahagia setelah berhasil menandatangani kontraknya hari ini jadi dia tidak ingin berdebat dengan Reva.
Jayden tampak ragu: “Kau hilang kau tidak ada hubungan apa-apa dengannya, kan?”
“Reva, kalau kau benar–benar ingin menbuktikan bahwa kalian berdua tidak bersalah, aku punya cara.”
Reva mengerutkan keningnya: “Cara apa?”
Jayden tertawa: “Berikan aku nomor kontak Anya dan bantu aku mendapatkannya. Ini bisa membuktikan bahwa kau dan dia tidak punya hubungan apa – apa!”
Comments
The readers' comments on the novel: Leaving The Country After Divorce novel (Roxanne and Lucian)